Teman... , Saudara - saudaraku mari...
Berhenti sejenak dalam kehidupan
bukan berarti menyerah dalam menjalaninya, akan tetapi terkadang diri ini ,
tubuh ini perlu di "refresh" sejenak agar mampu
mengevaluasi, apa-apa saja yang telah kita lakukan selama ini, apakah banyak
kebaikan atau keburukan?
.
Mari ambilah
selembar kertas, dan alat tulis masing – masing.
Tuliskan nama Anda dengan lengkap,
bukan nama panggilan. Perhatikanlah nama itu dengan baik, tataplah... Kelak
nama ini akan tertulis pada batu nisanmu.
Di bawahnya tulislah nama ibumu,
ibundamu yang kau cintai. Yang telah mengandungmu di dalam rahimnya,
melahirkanmu, dan mengasuhmu hingga engkau dewasa.
Selanjutnya tulislah nama ayahmu,
seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, membanting tulang mencari sesuap
nasi, untuk menghidupi keluarganya.
Di bawahnya tulislah nama istri atau
nama suamimu, orang yang telah dijodohkan Tuhan untuk menjadi pendampingmu,
untuk selama – selamanya.
Di bawahnya lagi, tulislah nama anak
– anakmu yang kau cintai, permata – mata hatimu, yang telah diamanahkan Tuhan
kepadamu.
Marilah
kita tundukan kepala, kemudian pejamkanlah mata, rasakanlah ketenangan...
rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi. Bayangkan seakan – akan kita sedang
berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali... Dan di ujung jalan itu ada
sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi, di atas kursi
itu duduk seorang wanita, kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah
ibumu, ibumu yang tercinta. Dialah seorang wanita yang telah mengandungmu di
dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika melahirkanmu ia berjuang
antara hidup dan mati, menahan sakit, dan bersimbah darah ketika menghadirkanmu
ke dunia. Pandangilah lagi wajah ibumu, yang kini telah nampak semakin tua.
Di samping ibumu, duduk seorang lki
– laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahandamu tercinta. Seorang laki – laki
yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi
keluarga. Dan sewaktu engkau masih kecil, dia juga sering mengendongmu,
meninabobokanmu. Sehingga engkau sering tertidur di pundaknya yang bidang.
Tetapi laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat – gurat diwajahnya
yang keletihan, namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung jawab dan
berjasa kepada keluarganya.
Apa yang telah engkau lakukan kepada
orang tuamu. Engkau kini mungkin sering melupakannya. Bahkan mungkin kini,
kedua orang tuamu telah tiada. Berdoa untuk keduanya, engkau pun mungkin sering
melupakannya. Ya Allah yang Maha Besar, ampunilah dosa – dosaku, ampunilah dosa
–dosaku, ampunilah segala kelalaianku. Mereka adalah orang – orang yang paling
berjasa dalam hidupku, mengapa ya Allah, aku menjadi orang yang sering
melupakannya.
"Relakah kita orang tua kita
disiksa, karena lalainya kita sebagai anak (gemar bermaksiat), sudah cukup
susah payah lah beliau di dunia, tapi yang kita berikan belumlah terbayar di
dunia, masih kita berikan pemberat dosa untuk beliau dengan bermaksiat
kepada Allah...
Astagfirullah
al`adzim. Ampunilah ya Allah kedua orang
tuaku, tempatkanlah keduanya ya Allah di tempat yang terbaik disisi-Mu. Allahumagfir
li,wa liwaalidaya warhamhumaa kamaa robayani shoghiiroo. Ya Allah
ampunilah aku, dan ampunilah kedua orang tuaku, sayangilah mereka ya Allah,
sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu kecil....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar