Laman

Selasa, 21 April 2015

BELAJAR DARI KEARIFAN TIMUR

 


Mutiara, dari laut manapun dia berasal tetaplah mutiara. Dia akan bersinar manakala diperlakukan dengan benar. Dia akan memberikan sebuah keindahan manakala ditempatkan di tempat yang sesuai, hingga menghiasi tempat tersebut dengan kilaunya.
Ilmu, ibarat sebuah mutiara. Dari manapun dia berasal, di manapun dia diturunkan, tetap merupakan khasanah ilmu Tuhan yang diturunkan bagi umat manusia. Bagi mereka yang mau mempelajari dengan pikiran yang terbuka, akan mampu melihat keagungan Tuhan di sana. Karena satu-satunya pemilik ilmu adalah Dia. Baik atau buruk hanyalah persepsi dari manusia.
Kearifan, tumbuh dari keterbukaan pikiran. Membaca setiap kejadian alam, mendengarkan suara dalam diri, merupakan segelintir cara untuk mencoba meraih hidayah Allah. Dikatakan meraih, karena sesungguhnya Allah tidak pernah tidak mencurahkan hidayah. Hanya orang-orang yang berpikiran tertutup saja yang sulit menerima hidayah ini.
Kebenaran, selama masih ada di bumi ini, adalah relativitas belaka. Kebenaran mutlak hanya ada pada ilahi robbi semata. Karenanya, dengan daya tangkap yang berbeda-beda, Tuhan telah menurunkan ilmu dengan berbagai corak. Berbahagialah mereka yang mampu menangkap hidayahNya tanpa meributkan di mana hidayah itu diturunkan.
Timur atau barat hanyalah pembatas, hanyalah hijab. Tuhan tidak dibatasi dengan hal itu. Karenanya, di manapun diturunkan, ilmu tetaplah mutiara yang berkilau dan menampakkan keindahannya ketika dikenakan oleh orang yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar